HUBUNGAN
ANTARA KONDISI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN SICK BUILDING SYNDROME PADA PENGHUNI
GEDUNG BER-AC
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah Metodologi Penelitian (S-1)
Dosen
: ENI MAHAWATI,SKM, M.Kes
Disusun
Oleh :
SIGIT YOGA SARA D11.2010.01116
PROGRAM
STUDI KESEHATAN MASYARAKAT S1
UNIVERSITAS
DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Menipisnya lapisan ozon berdampak
pada tidak tersaringnya sinar ultraviolet dari matahari yang berbahaya bagi
kesehatan kulit. Sementara peningkatan efek rumah kaca, dapat mengakibatkan
kenaikan suhu bumi secara global yang dapat mengganggu keteraturan iklim dunia(
1 )
AC di rumah,sekolah dan kantor anda
memang diakui sangat bermanfaat. Tapi tanpa kepedulian dalam pengoperasian dan
pemeliharaannya, AC yang sepertinya sederhana bisa mengancam keamanan dan
kesehatan kita, keluarga kita dan mungkin anak cucu keturunan kita.
rumah,sekolah
dan kantor menggunakan
sistem Air Conditioning (AC) yang diharapkan untuk mengatur kualitas udara di
ruangan kerja mereka, untuk mencegah gangguan kesehatan seperti pusing, mudah
lelah,reaksi alergi, iritasi dan gangguan kesehatan yang lain akibat pajanan
bahan toksik di lingkungan kerja,rumah dan sekolah. Namun kondisi ini
seringkali tidak dapat dipertahankan sebagai lingkungan yang aman dan dapat
dimungkinkan dapat memberikan risiko
yang sangat besar terhadap gangguan system pernafasan dan gangguan kesehatan
lainnya seperti gangguan system hematopoietik
dan risiko terjadinya kejadian sick building syndrome pada pengguna, Hasil observasi pada
penelitian pendahuluan ditemukan adanya beberapa gejala seperti kelelahan
kronis, perasaan mual, pusing, sakit kepala dan beberapa iritasi pada mata,
hidung, pada 20% pekerja laboratorium dan gejala terasa berkurang atau bahkan
hilang pada saat keluar gedung.( 2 )
B. RUMUSAN
MASALAH
Apakah ada hubungan antara kondisi
lingkungan dengan kejadian sick building syndrome (SBS) pada pengguna
air conditioning.
C. TUJUAN
PENELITIAN
1.
Tujuan Umum
Menganalisis hubungan antara kondisi
lingkungan dengan kejadian sick
building syndrome (SBS), pada pengguna air conditioning
(AC)
2. Tujuan khusus
a. Mendeskripsikan distribusi dari umur, jenis kelamin,
status gizi (IMT), kebiasaan
merokok, kontak dengan bahan kimia, pada pengguna air
conditioning
b. Mendeskripsikan sistem ventilasi dan AC, kondisi
konstruksi ruangan, penggunaan AC, penggantian filter secara rutin, penggunaan
desinfectan atau sanitizer secara rutin dalam ruangan.
f. Mengukur lama penggunaan air conditioning
g. Mengukur kejadian sick building syndrome dan gejala lain dalam ruangan
h. Menganalisis hubungan antara kondisi lingkungan dengan
ventilasi,
pencahayaan, suhu, kelembaban, kondisi sistem AC dengan
kejadian SBS
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
berupa:
1. Bagi Penulis
a. Pemberian informasi tentang hubungan antara faktor
lingkungan
dengan kejadian sick
building syndrome (SBS) pada pengguna ruangan ber AC
b. Bahan masukan kepada pimpinan untuk melakukan upaya
pencegahan
dan pengendalian terhadap kejadian Sick Building Syndrome pada
pekerja dan pengguna ruangan
2. Bagi Ilmu Pengetahuan.
Agar dapat dapat menambah khasanah pengetahuan yang ada.
3. Bagi Masyarakat Umum
a.
Agar dapat mengetahui dampak buruk AC bagi kesehatan
b.
Agar dapata mengetahui tips untuk mencegah dampak negatif AC
E. KEASLIAN
PENELITIAN
NO
|
NAMA PENELITI
|
TAHUN
|
JUDUL
|
KRONOLOGIS
|
1
|
SOBARI
|
1997
|
Kajian Prevalensi
Sick Building
Syndrome
|
Prevalensi SBS mempunyai hubungan yang sangat signifikan
dengan jenis kelamin dan kondisi
psikososial responden
|
2
|
Pudjianto
|
2006
|
Faktor Risiko
Kejadian Sick
Building
Syndrome di
Supermarket di
Kota Semarang
|
Orang-orang yang berada di Supermarket
agar tenaga kerja tidak mengalami gangguan kesehatan seperti pusing mudah
lelah perlu
perlindungan dengan mengatur
kualitas udara
|
3
|
Sigit Yoga Sara
|
2012
|
Efek negative dari pendingin ruangan (AC)
|
Ada hubungan antara penyakit dan penggunaan pendingin
ruangan
|
PERBEDAAN
Penelitian
ini dilakuan dikampus universitas dian nuswantoro dan objek penelitiannya
adalah mahasiswa fakultas kesehatan universitas dian nuswantoro, sedangkan
penelitian pendahulunya adalah dilakukan disebuah perusahaan dan fokus
penelitianya adalah pada pekerja yang ada diperusahaan tersebut yang memiliki
resiko besar seperti pada laboraturium. Penelitian terdahulu mencari hal – hal
yang sangat spesifik terhadap SBS sementara peneltian ini hanya pada tahap
apakah ada efek terhapad pengguna ruangan ber pendingin ruangan.
BAB II
KERANGKA TEORI
Berdasarkan
tujuan dari ruang lingkup proposal penelitian ini, maka dalam
tinjauan pustaka ini akan membahas
tentang
A.SICK BUILDING SYNDROME (SBS)
SBS
merupakan suatu gangguan kesehatan berupa sekumpulan gejala yang disertai
dengan ketidaknyamanan terhadap lingkungan dan keluhan odor (bau) yang
diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang tidak memenuhi syarat dan adanya
pencemar dalam ruangan yang dapat berupa bahan kimia ataupun jamur dan mikroba.
(Slamet Hartoyo)
|
|
|
||||||||||||||||||||
BAB III
A. KERANGKA
KONSEP
KERANGKA KONSEP :
B. HIPOTESIS
1.ada
hubungan lama menempati ruangan ber ac dengan kesakitan dan Sick building
syndrome.
2. ada hubungan ventilasi dengan
kejadian kesakitan dan
Sick building syndrome pada mahasiswa
kampus udinus
3. Ada
hubungan kondisi ventilasi dengan kejadian kesakitan dan Sick building syndrome
pada mahasiswa kampus udinus
4. Ada
hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian kesakitan dan Sick building syndrome
pada perusahan x dan kampus udinus
C. JENIS PENELITIAN
Jenis
penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan / desain
penelitian
cross sectional.
D. VARIABEL
DAN DEFINISI PENGUKURAN
1. lama
menempati ruangan ber pendingin udara
Lama
menempati ruangan berpendingin dari awal sampai dilakukanya penelitian, dihitung rata – rata perhari menempati
ruangan berpendingin ruangan
2. kondisi ventilasi
Apakah sesuai dengan luas ruangan
3. kelembaban
Apakah kelembaban sesuai dengan
standar yang harus dipenuhi.
Skala : nominal
4. pencahayaan
Apakah pencahayaannya mencukupi untuk
ruangan kelas tersebut
E. POPULASI DAN SAMPEL
-
Populasi penelitian adalah mahasiswa udinus pada fakultas kesehatan udinus
- sampel
diambil dari 10 mahasiswa fakultas kesehatan udinus
F. INSTRUMENT PENELITIAN
Alat
ukur yang digunakan adalah
a. Kuesioner, berisi sejumlah
pertanyaan melalaui pengisian
kuesioner.
b. Alat tulis: bolpen, kertas.
c. Alat penelitian untuk mengukur
kelembaban dalam ruangan
d. Alat pengukur luas ventilasi
e. Alat pengukur pencahayaan
G. PENGUMPULAN DATA
Metode
pengumpulan data adalah dengan ditanyakan secara langsung mengenai keadaan yang
terjadi dan melakukan pengamatan langsung apa yang sebenarnya terjadi di tempat
tersebut dengan kemudian juga menyebar kuesioner yang isinya : umur,lama
bekerja / lama kuliah,kebiasaan merokok dan riwayat penyakit. Kemudian semua it
dimasukan ke lembar skor agar bisa dianalisis dan di edit.
H. PENGOLAHAN DATA
Tahap
pengolahan data :
a. Cleaning
Data
yang dikumpulkan kemudian dilaksanakan cleaning (pembersihan ) data, artinya
sebelum dilakukan pengolahan, data dicek terlebih dahulu agar tidak terdapat
data yang tidak diperlukan.
b. Editing
Editing dilakukan untuk mengecek kelengkapan data, kesinambungan
dan keseragaman data sehingga validitas data dapat terjamin.
c. Scoring
Dilakukan
untuk memberikan skor pada variabel yang akan dianalisis, yaitu skor 1 untuk index catagory ( katagori
indeks ) dan skor 0 untuk refrence catagory ( katagori pembanding ).
Pemberian kode juga dapat dilakukan berdasarkan faktor risiko dan efek yang terjadi,
yaitu sebagai berikut :
• Untuk faktor risiko dan efek yang
diteliti positif / ada, maka
diberi skor 0.
• Untuk faktor risiko rendah dan bila
efek yang diteliti negatif /
tidak ada, maka diberi skor 1.
I ANALISIS DATA
Data
analisis dan intrepretasikan dengan menguji hipotesis menggunakan program
komputer SPSS for windows Release 11.5 dengan tahapan analisis sebagai
berikut :
Uji
normalitas data interval/rasio menggunakan uji Shapiro Wilk, Data yang diujinormalitasnya
adalah : masa kerja, luas ventilasi, kondisi ventilasi, suhu, kelembaban. Dalam
hasil uji Shapiro Wilk, apabila nilai p>0,05 maka data distribusi normal.
Berdasarkan hasil penelitian gejala
sbs sangat sedikit dirasakan pada mahasiswa udinus, untuk mendapatkan data yang
realiabel dan normal sangat sulit sekali mendapatkanya.
J. JADWAL PENELITIAN
Penelitian
dilakukan di sebuah perusahan x dan kelas fakultas kesehatan udinus.
N0
|
Aktivitas
|
november
|
desember
|
januari
|
februari
|
1
|
Penulisan peroposal dan studi
Pendahuluan
|
|
|
|
|
2
|
Ujian Proposal
|
|
|
|
|
3
|
Penelitian
|
|
|
|
|
4
|
Analisis data
|
|
|
|
|
5
|
Penulisan penelitian
|
|
|
|
|