Pages

Friday, December 13, 2013

Laporan magang rumah sakit

LAPORAN MAGANG


PEMASANGAN SEFETY SIGN TENTANG PEMILAHAN SAMPAH INFEKISUS DAN NON INFEKSIUS DI UNIT KEPERAWATAN RSUD H. X NOVEMBER TAHUN 2013




Disusun oleh :

Sigit yogasara
D11.2010.
PEMINATAN K3Li



PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2013













1.    Sejarah Singkat Institusi
Dari data dan informasi yang dihimpun, rumah sakit sudah ada sebelum kemerdekaan, namun tidak ada kepastian tahun berapa Rumah Sakit Umum didirikan. Sebelum tahun 1933 diketahui bahwa upaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat x dilakukan disebuah balai pengobatan yang secara berkala dilayani oleh dokter Belanda. Balai pengobatan tersebut terletak di desa Karangsari Kecamatan x kurang lebih 1 km di sebelah timur lokasi rumah sakit sekarang.
Pada tahun 1933 balai pengobatan tersebut dipindahkan ke lokasi rumah sakit yang sekarang dengan fasilitas lebih luas, terdiri dari 4 lokal yang sangat sederhana dari bahan anyaman bambu dengan luas, kurang lebih 400 m2 . Tenaga dokter 1 orang yang sekaligus menjadi pimpinan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan yang dilakukan terdiri dari pelayanan umum, mata dan gigi.
Di tahun-tahun awal Kemerdekaan Republik Indonesia, rumah sakit Kendal sudah mengalami pergantian 3 kali kepemimpinan. Pada waktu pertempuran 5 (lima) hari di Semarang, rumah sakit x menjadi pendukung pelayanan kesehatan bagi pasukan republik yang luka-luka dalam pertempuran di Semarang.
Pada masa class I, rumah sakit Kendal ditinggal oleh petugas-petugas Republik, kemudian Pemerintah Republik menugaskan Dr. Trenggono untuk bertugas dix. Pada tahun 1948 sampai dengan tahun 1958 Dr. H.R. menjadi pimpinan RSU. Pada masa kepemimpinan dan pengabdiannya di RSU, banyak hal-hal besar yang telah dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
Pada tahun lima puluhan, beliau mempelopori berdirinya BKIA-BKIA di Kendal dan sekitarnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu-ibu terutama Ibu hamil dan anak. Keberhasilan Dr. H.R. Soewondo juga terlihat dari penanganan penyakit-penyakit kekurangan pangan, penyakit menular di daerah Kendal dan sekitarnya. Selain itu masih banyak kegiatan-kegiatan Dr. H.R. dalam upayanya meningkatkan kesehatan di Kendal, terutama masyarakat dan lingkungan.
Karena begitu besar pengabdian dan jasa-jasa beliau, maka pada tanggal 1 Agustus 1987 RSU dikukuhkan dengan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Nomor 400.445-E-166-87.
Pada waktu itu, dalam hal pemenuhan tenaga   RSUD Dr. H. mempunyai 1 tenaga Bidan dengan fasilitas ruang rawat inap yang terdiri-dari ruang rawat wanita, ruang rawat laki-laki, ruang rawat penderita tidak mampu, dimana masing-masing ruang rawat tersebut berkapasitas tidak lebih dari 10 tempat tidur, juga ada ruang / kamar bersalin namun belum ada ruang / kamar operasi. Untuk kasus-kasus bedah / kasus kecelakaan berat langsung di kirim ke Semarang karena belum memiliki tenaga ahli maupun alat yang memadai.
Dalam perekembangannya, sampai tahun delapan puluhan RSU belum mengalami pengembangan yang berarti baik fisik maupun pelayanannya. Selanjutnya selama kurun waktu 4 (empat) tahun yaitu pada tahun 1982 sampai dengan 1986 RSU mengalami perkembangan pesat, baik pembangunan sarana gedung, peralatan medis, ketenagaan, fasilitas penunjang dan juga pelayanannya.
Berdasarkan fasilitas yang dimiliki RSU dan klasifikasi RS di Indonesia, pada saat itu RSU dikatagorikan dalam kelas D Plus dan meningkat menjadi kelas C pada tanggal 30 April 1987 dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 303/MEN.KES/SK/IV/1987 tentang Penetapan Peningkatan Kelas Beberapa Rumah Sakit Umum Pemerintah Kelas D menjadi Rumah Sakit Umum Pemerintah Kelas C. Pada tahun 1998 RSUD Dr. menjadi Rumah Sakit Swadana Daerah dan pada tahun 1999 RSUD memperoleh predikat sebagai Rumah Sakit Daerah yang Terakreditasi Penuh dengan Keputusan Menteri Kesehatan tanggal 12 Maret 1999 Nomor YM.00.03.3.5.1135 tentang Pemberian Status Akreditasi Penuh kepada RSUD.
Sejalan dengan dinamika pelaksanaan Otonomi Daerah, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 6 Tahun 2001, RSUD Dr. H. berubah   menjadi Badan RSUD pada tanggal 12 Pebruari 2001, dengan pimpinan Badan RSUD sebagai pejabat struktural eselon II b. Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat, maka sarana maupun prasarana RSUD secara bertahap terus dibenahi dan ditingkatkan kapasitas dan kwalitasnya Hal tersebut terlihat dengan peningkatan kepercayaan masyarakat yang diberikan kepada RSUD Dr dengan meningkatnya Kelas RSUD dari Kelas C mejadi Kelas B Non Pendidikan berdasarkan Kepmenkes Republik Indonesia Nomor 40/MENKES/SK/I/2002.tanggal 21 Januari 2002
Pada tahun 2007 tepatnya tanggal 28 Desember 2007 telah dilaksanakan pelatikan Direktur RSUD berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang ditindaklanjuti dengan Perda Kab. Kendal Nomor 21 Tahun 2007 tentang Susunan, Kedudukan, dan Tugas Pokok Lembaga Teknis Daerah. Unit pelayanan terpadu, dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kendal.
Pada tahun 2009 tepatnya 24 Juli 2009 RSUD Dr Kendal telah lulus Akreditasi dengan 16 pelayanan, dan di tahun 2009i pula tepatnya pada tanggal 24 Juli 2009 SK RSUD menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan dilaunching pada tanggal 28 Juli 2009.
Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan / atau jasa yang dijual tanpa efektivitas dan produktifitas.
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPKBLU) adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan menerapkan praktek-prakter bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat.
Praktek bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan kaidah – kaidah manajemen yang baik dalam rangka pemberian layanan yang bermutu dan berkesinambungan.
Maksud dan tujuan dilaksanakan BLUD adalah :
- Meningkatkan pelayanan masyarakat
- Memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan
2.    Deskripsi Lingkungan
            Rsud dr terletak diantara stadion madya Kendal dengan pendopo Kendal, tepatnya terletak pada Jalan No. 78751311 Jawa Tengah.
3.    Visi dan Misi
Adapun visi dan misi yang dimiliki RSUD. DR  adalah :
a.    visi
“ Menjadi Rumah Sakit yang mampu memberikan pelayanan prima yang   didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan sejahtera, sarana prasarana memadai serta manajemen yang bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan ”
b.    Misi
1.    meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
2.    meningkatkan kesejahteraan sumber daya manusia
3.    mengembangkan sarana dan prasarana;
4.    mengembangkan manajemen pelayanan rumah sakit; dan
5.    memberikan pelayanan prima yang terjangkau dan didukung jaring pelayanan kesehatan.
Ruang Lingkup Program dan Kegiatan
Program kesehatan masyarakat merupakan salah satu program primadona yang diunggulkan oleh Pemerintah dalam membangun masyarakat menuju masyarakat yang sejahtera lahir dan batin. Rumah sakit sebagai salah satu elemen dalam menjaga dan menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat haruslah terus berbenah dan mengembangkan diri dengan berbagai inovasi untuk meningkatkan pelayanannya kepada para klien (pasien).
RSUD Dr. memiliki komitmen tinggi untuk menunjang program Pemerintah tersebut di atas. Namun demikian acapkali perkembangannya kurang diketahui oleh masyarakat luas, sehingga dukungan dari luar dirasa kurang. Berangkat dari hal tersebut maka disusunlah profil RSUD Dr. H. tahun 2012 sebagai manifestasi dari keberadaan RSUD sekaligus perkembangan dan harapan ke depan.
6.    Jasa atau Produk yang dihasilkan
produk yang dihasilkan rumah sakit yaitu berupa jasa yang dinikmati oleh para pasien yang dirawat jalan maupun dirawat inap, produk dari rumah sakit ini berupa produk yang menjurus ke aspek kuratif, seperti pengobatan dan perawatan medis.
7.    Sasaran
Sasaran yang dipilih adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Kendal. Meningkatkan kinerja, baik kinerja produktivitas, proses pelayanan, kepuasan masyarakat dan meningkatnya pendapatan,Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai bagi pelayanan yang bermutu Meningkatkan kesejahteraan SDM RSUD dan Terwujudnya jejaring yankes di Kabupaten Kendal


1.    Kegiatan Unit Kerja
a.    Pemeliharaan Preventif / Ruang Mesin
Pemeliharaan ini dilakukan secara berkala atau periodik, dimana besarnya periode atau kala pemeliharaan lebih kecil dari masa atau umur daya gunanya. Tujuanya agar menghasilkan daya guna secara optimal.
b.     Kesehatan Lingkungan / Higiene Rumah Sakit
Iklim kerja yang kurang kondusif ditandai dengan banyaknya genangan air serta jalan yang becek menuju parkir karyawan, selokan mampet, terdapat air yang menggenang di beberapa selokan yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, selain itu juga pada kolam ikan yang tidak terurus tetapi masih terdapat air disitu merupakan gambaran dari lingkungan RS SOEWONDO KENDAL. Faktor resiko akibat lingkungan kerja antara lain iritasi, tergelincir, bau yang tidak sedap, munculnya vector berupa nyamuk, alat pelindung diri yang tersedia antara lain masker, sarung tangan latex, sepatu boot, celemek, hair cover. Sanitasi lingkungan sudah cukup baik karena sudah mempunyai penanmpungan dan saluran pembungan limbah dan petugas house keeping setiap hari rutin membersihkan rungan kantor dan ruangan kerja, tetapi masih ditemui beberapa genangan air di selokan.
c.    Program Kesehatan Kerja
Tenaga medis sudah ada mulai dari perawat dan dokter, program pemeriksaan secara berkala dilakukan 6 bulan sekali, perlindungan kesehatan kerja mulai dari jamsostek, jaminan pemeliharaan kesehatan dan perlengkapan p3k sudah tersedia.
d.    Unit – unit kerja rumah sakit, alur kerja dan proses produksi
Pelaksanaan kegiatan kerja di unit – unit rumah sakit harus berdasarkan SOP yang sudah ditentukan. Proses kegiatan kerja seperti pembakaran di unit insenerator, unit linen, unit gizi, unit pemeliharaan alat (bengkel), unit perawatan dan unit radiologi. Disemua unit kerja rumah sakit tersebut sudah tersedia SOP yang harus dijalankan. Potensial bahayanya antara lain terpeleset karena adanya yang bercampur dengan bahan deterjen, iritasi pada kulit, tertularnya penyakit di unit linen / laundry, luka akibat tertusuk benda tajam, terkena atau tersiram air panas, dan juga penyakit akibat kerja lainya akibat tidak menggunakan APD. Alat pelindung diri (APD) yang disediakan antara lain sepatu boot, masker, sarung tangan, apron, dan head cover, terdapat juga apar.
e.    Gizi
Untuk pemenuhan gizi karyawan, pihak rumah sakit belum menyediakan PMT bagi karyawan. Karyawan memenuhi gizinya melalui kantin dan warung – warung makan yang ada di sekitar rumah sakit. Setiap jam istirahat kerja sebagian karyawan berada di kantin atau warung makan.




















Metode yang digunakan dalam identifikasi masalah antara lain dengan cara :
1.    Observasi
Yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung dilingkungan kerja dan mencatat masalah yang ditemukan di lingkungan RS SOEWONDO Kendal. Hasil observasi yang di temukan yaitu kurangnya kesadaran dari petugas pemilah sampah (perawat) dalam melakukan pemilahan sampah infeksius dan non infeksius sehingga masih banyak sampah non infeksius dan infeksius yang belum terpisahkan.
2.    Wawancara
Yaitu dengan melakukan Tanya jawab kepada karyawan yang bekerja pada unit  kerja di bagian K3Li yang kebetulan juga sebagai pembimbing lapangan kami, selain itu kami juga melakukan wawancara kepada pekerja pembakaran di bagian insenerator
3.    Diskusi
Yaitu dengan melakukan diskusi, curah pendapat dengan pembimbing lapangan juga anggota kelompok mengenai masalah yang kami temukan di lapangan.

Berdasarkan hasil identifikasi masalah menggunakan HIRA RSUD Kota Semarang, yang dikombinasi dengan hasil dari observasi kondisi lapangan, observasi perilaku petugas medis, tanya jawab dan wawancara dengan pekerja maupun karyawan diperoleh berbagai permasalahan yang terjadi di RSUD Kota Semarang berdasarkan metode HIRA antara lain :

Tabel 2.1
Identifikasi Masalah di RSUD H.
NO
BAGIAN
MASALAH
PENYEBAB
DAMPAK
1
IGD
-       Sampah infeksius dan non infeksius tercampur
Peletakan tempat sampah infeksius dan non infeksius terpisah
Tertular penyakit


-       Tertusuk jarum
Kelelahan,kurang hati - hati
Luka,tertular penyakit
2
Loundry
-       Petugas terpeleset,terjatuh
Lantai licin,kurang berhati-hati
Terkilir,patah tulang


-       Kontak dengan bahan kimia (detergen dan pemutih)
Tidak memakai APD
iritasi kulit


-       Kontak dengan bahaya biologis oleh rendaman cucian infeksius
Tidak memakai APD
Tertular penyakit
3
Gizi/dapur
-       Tergores alat-alat masak
Tidak memakai APD,kurang berhati-hati
Luka gores,luka sayat


-       Gangguan muskoloskelatal
Sikap kerja kurang ergonomis
Kelelahan otot,pegal,sakit punggung


-       Gangguan muskoloskelatal
Alat kerja kurang ergonomis
Kelelahan otot,pegal,sakit punggung


-       Kebakaran di bagian gizi
Tabung gas meledak
Kerugian material,luka bakar,kematian


-       Kebakaran di bagian gizi
APAR kadaluarsa
Kesulitan memadamkan api ringan
4
Ruang maintanance
-       Resiko kebakaran
Tidak ada APAR
Kerugian material,luka bakar,kematian


-       Terselomot solder
Tidak menggunakan APD,kurang berhati-hati
Luka bakar


-       Tersengat listrik
Tidak menggukanan APD
Pingsan,luka bakar


-       Gangguan muskuloskletal
Sikap kurang ergonomis
Kelelahan otot,pegal,sakit pinggang
5
R.perawatan / R.rawat inap
-       Sampah infeksius dan non infeksius tercampur
Peletakan tempat sampah infeksius dan non infeksius terpisah
Tertular penyakit


-       Cara pengumpulan dan pengangkutan linen kurang sesuai
Kurang pengetahuan,kesadaran dan sosialisasi
Tertular penyakit
6
Lingkungan RS
-       Banyak genangan air di lingkungan sekitar
Perhatian pihak manajemen kurang terhadap lingkungan sekitar
Sumber penyakit


-       Rambu jalur evakuasi kurang sesuai
Kurangnya pengetahuan
Menyalahi aturan
7
Radiologi
-       Terkena radiasi sinar x dari mesin/alat
Kontak dengan mesin yang memancarkan sinar x
Masalah kesehatan(kemandulan,kanker,cacat bayi)


-       Gangguan muskuloskletal
Posisi kerja kurang ergonomis
Pegal,kelelahan


-       Terkena radiasi komputer
Terlalu banyak bekerja di depan komputer
Gangguan penglihatan


-       Kontak dengan bahan kimia
Penggunaan bahan kimia saat pencucian foto
Iritasi kulit,keracunan,gangguan pernafasan

Cara Menentukan Tingkat Risiko Dengan Matrik Risiko (3) :
1. Beri penilaian pada aspek kemungkinan/likelihood  terjadinya masalah dengan range A-E. Kemungkinan dilihat dari besarnya risiko suatu masalah tersebut terjadi. Penjelasan lebih lanjut mengenai kemungkinan/likelihood dapat dibaca pada tabel 2.2 Ukuran Kualitatif dari Likelihood.
2. Beri penilaian pada aspek konsekuensi/ keparahan/consequency terjadinya masalah dengan range 1-5. Konsekuensi/ keparahan dilihat dari dampak/ akibat terjadinya suatu masalah. Semakin tinggi skor menunjukkan semakin tinggi konsekuensi/ keparahan akibat masalah yang terjadi. Penjelasan lebih lanjut mengenai konsekuensi/ keparahan/consequency dapat dibaca pada tabel 2.3 Ukuran Kualitatif dari Consequency.
3. Pertemukan antara penilaian pada kolom kemungkinan dengan penilaian pada kolom konsekuensi/ keparahan (gunakan tabel 2.4 Matrik Analisis Risiko Kualitatif (Level Risiko) )
4. Lihat hasil pertemuan antara kemungkinan dengan konsekuensi/ keparahan, kemudian baca hasilnya pada tabel 2.5 Peringkat Risiko.

Berikut merupakan tabel konsekuensi dan kemungkinan menurut standar (4) AS/NZS (Australian Standard /New Zealand Standard) 4360 :
Tabel 2.2
Ukuran kualitatif dari “Likelihood”
Level
Penjelasan
Rincian
A
Almost Certain
Dapat terjadisetiap saat
B
Likely
Kemungkinan terjadi sering
C
Possible
Dapat terjadi sekali - kali
D
Unlikely
Kemungkinan terjadi jarang
E
Rare
Hanya dapat terjadi pada keadaan tertentu
Sumber : AS/NZS (Australian Standard / New Zealand Standard) 4360
Tabel 2.3
Ukuran kualitatif dari “Consequency”
Level
Penjelasaan
Rincian
1
Insignificant
Tidak terjadi cedera. Kerugian finansial kecil
2
Minor
Cedera ringan. Kerugian finansial sedang,
3
Moderate
Cedera sedang,perlu penanganan medis,kerugian finansial besar
4
Major
Cedera berat,lebih satu orang,kerugian besar,gangguan produksi
5
Catastrophic
Fatal lebih satu orang,kerugian sangat besar dan dampak luas yang berdampak panjang, terhentinya seluruh kegiatan
Sumber : AS/NZS (Australian Standard / New Zealand Standard) 4360

Tabel 2.4
Matriks Analisis Risiko Kualitatif (Level Risiko)

Likelihood


Severity


1
2
3
4
5
A

B

C

D

E

H

M

L

L

L

H

H

M

L

L

E

H

H

M

M

E

E

E

H

H

E

E

E

E

H
Sumber: AS/NZS (Australian Standard /New Zealand Standard) 4360



Tabel 2.5
Penjelasan Peringkat Risiko
Peringkat Risiko
Tindakan Pengendalian
Keterangan
Ekstrim
(Risiko Sangat Tinggi)
Kegiatan / pekerjaan tidak boleh dilaksanakan atau dilanjutkan sampai resiko direduksi. Jika tidak memungkinkan mereduksi risiko, maka pekerjaan tidak dapat di laksanakan > SASARAN PROGRAM

dibutuhkan tindakan secepatnya
High
(Risiko Tinggi)
Kegiatan tidak boleh di laksanakan sampai resiko telah direduksi. Perlu pertimbangan menambahkan sumber daya untuk mereduksi risiko. Jika risiko masih ada pada pekerjaan yang berlangsung maka tindakan harus segera dilaksanakan > SASARAN PROGRAM
dibutuhkan perhatian dari manajemen puncak
Moderate Risk
(Risiko Sedang)
Perlu tindakan untuk mengurangi risiko, tetapi bahaya harus di perhatikan dengan teliti dan dibatasi. Pengukuran pengurangan risiko harus dilakukan dalam  jangka waktu tertentu > SASARAN PROGRAM
tanggung jawab manajemen harus spesifik
Low Risk
(Risiko Rendah)
Risiko dapat diterima, pengendalian tambahan tidak diperlukan, pemantauan diperlukan
ditangani dengan prosedur rutin

Tabel 2.6
Penilaian Tingkat Risiko Hasil HIRA
NO
BAGIAN
MASALAH
KEMUNGKINAN
KEPARAHAN
TINGKAT RISIKO
1
IGD
-       Sampah infeksius dan non infeksius tercampur
A
4
E


-       Tertusuk jarum
C
4
E
2
Loundry
-       Petugas terpeleset,terjatuh
C
2
M


-       Kontak dengan bahan kimia (detergen dan pemutih)
A
2
H


-       Kontak dengan bahaya biologis oleh rendaman cucian infeksius
A
2
H
3
Gizi/dapur
-       Tergores alat-alat masak
C
2
M


-       Gangguan muskoloskelatal
D
4
H


-       Gangguan muskoloskelatal
D
4
H


-       Kebakaran di bagian gizi
E
5
H


-       Kebakaran di bagian gizi
E
5
H
4
Ruang maintanance
-       Resiko kebakaran
E
5
H


-       Terselomot solder
C
3
H


-       Tersengat listrik
C
3
H


-       Gangguan muskuloskletal
D
4
H
5
R.perawatan / R.rawat inap
-       Sampah infeksius dan non infeksius tercampur
A
4
E


-       Cara pengumpulan dan pengangkutan linen kurang sesuai
B
3
H
6
Lingkungan RS
-       Banyak genangan air di lingkungan sekitar
A
3
E


-       Rambu jalur evakuasi kurang sesuai
E
5
H
7
Radiologi
-       Terkena radiasi sinar x dari mesin/alat
D
4
H


-       Gangguan muskuloskletal
C
3
H


-       Terkena radiasi komputer
D
4
H


-       Kontak dengan bahan kimia
C
3
H

Berdasarkan penilaian tingkat risiko dari masalah di atas, ditemukan  3 masalah yang memiliki nilai tingkat risiko tertinggi yaitu kategori Ekstrim. Ketiga masalah yang akan diprioritaskan untuk dipecahkan, antara lain :
1.    Sampah infeksius dan non-infeksius tercampur
2.    Tertusuk jarum
3.    Banyak genangan air di lingkungan sekitar
Untuk memprioritaskan 3 masalah yang akan diintervensi, maka dilakukan dengan metode penilaian risiko berdasarkan unsafe action dan unsafe condition.
a.    Tingkat Risiko
Penilaian tingkat risiko sebelumnya dikonversikan dulu.
Peringkat risiko semula adalah 1 dengan interpretasi ekstrim. Selanjutnya, dikonversikan ke dalam range 1-10 dengan asumsi semakin tinggi nilai semakin tinggi pula tingkat risikonya. Hasil konversi sebagai berikut :
1/ 4 x 10 = 2,5
Keterangan :
1          = peringkat risiko awal (sebelum konversi)
4          = jumlah range peringkat risiko awal (sebelum konversi)
            10        = konversi jumlah range penilaian risiko
b.    Unsafe Action
Unsafe action dilihat dari tindakan-tindakan tidak aman yang berasal dari pekerja dan berperan menimbulkan terjadinya suatu masalah.
c.    Unsafe Conditions
Unsafe conditions berasal dari lingkungan kerja yang tidak aman baik dari segi material, peralatan, maupun proses kerjanya.
d.    Jumlah
Jumlah merupakan hasil penjumlahan dari skor unsafe action dan skor unsafe conditions.

e.    Prioritas Masalah
            Prioritas masalah merupakan urutan masalah diperoleh dengan cara mengurutkan dari jumlah skor yang paling banyak sampai ke yang paling rendah.
Tabel 2.7
Prioritas Masalah
No
Jenis Masalah
Tingkat Risiko
(1-10)
Unsafe Action
(1-10)
Unsafe Condition
(1-10)
Jumlah
(UA+UC)
Prioritas Masalah
1
Sampah infeksius dan non-infeksius tercampur


2.5


8


6


14


I
2
Tertusuk jarum


2.5


8


5


13
II


4.
Banyak genangan air di lingkungan sekitar

2.5

5

7

12
III


Cara memperoleh skor pada kolom unsafe action dan unsafe conditions adalah diperoleh dengan cara merata-rata hasil penilaian kelompok. Hasil penilaiannya sebagai berikut:

1.    Sampah infeksius dan non-infeksius tercampur
a.    Unsafe action = 8
Unsafe action diberi skor 8 karena rata-rata petugas medis, mahasiswa praktik dan cleaning service kurang teliti melihat jenis tempat sampah dan tingkat kesadaran kurang
b.    Unsafe condition = 6
Unsafe condition diberi skor 6 karena di ruang perawatan terdapat banyak tempat sampah dan label antar sampah  kurang jelas serta penempatan tempat sampah infeksius dan non-infeksius yang berjauhan.

2.    Tertusuk jarum
a.    Unsafe action = 8
Unsafe action diberi skor 5 karena petugas medis kurang berhati-hati saat melakukan tugasnya
b.    Unsafe condition = 5
Unsafe condition diberi skor 7 karena pekerjaan petugas medis yang selalu kontak dengan jarum.

3.    Banyak genangan air di lingkungan sekitar
a.    Unsafe action = 4
Unsafe action diberi skor 4 karena pengunjung rumah sakit tidak bisa melewati jalan lain selain jalan tersebut.
b.    Unsafe condition = 7
Unsafe condition diberi skor 6 karena kondisi jalan kurang bagus dan kurang di perhatikan.

Berdasarkan hasil penentuan prioritas di atas, maka diperoleh 3 urutan prioritas masalah yang akan diintervensi oleh mahasiswa, antara lain :
1.    Sampah infeksius dan non-infeksius tercampur
2.    Tertusuk jarum
3.    Banyak genangan air di lingkungan sekitar

Dari urutan prioritas masalah di atas, penulis memutuskan untuk mengambil masalah Sampah infeksius dan non-infeksius tercampur yang akan diintervensi. Alasan penulis memilih masalah tersebut karena belum ada yang mengintervensi masalah tersebut. Dukungan dari berbagai pihak juga menjadi pertimbangan penulis untuk mengintervensi masalah ini.


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara oleh para petugas K3 dapat di ketahui penyebab tersebut. Penyebab ini di jabarkan oleh metode tulang ikan sebagai berikut.


Dari hasil prioritas masalah diatas maka ditetapkan rencana pemecahan masalah yang berkaitan dengan kurangnya kesadaran dari karyawan untuk menggunakan alat pelindung diri saat bekerja yaitu dengan cara pemasangan poster tentang pentingnya penggunaan poster saat bekerja yang isinya mencakup kelengkapan alat pelindung diri, manfaat alat pelindung diri dan bahaya jika tidak menggunakan alat pelindung diri dan menjelaskan apa sebenarnya manfaat dari alat pelindung diri tersebut bagi karyawan yang rentan tertular atau terkena penyakit akibat kerja, kemudian masalah pemilahan sampah infeksius dan sampah non infeksius yang sering tercampur dalam satu wadah plastik kuning pemecahan intervensi masalah tersebut adalah dengan cara penempelan stiker pada bak – bak sampah dan juga sudut tertentu yang biasanya digunakan untuk penampungan sampah infeksius sementara sebelum dibawa ke insenerator, kemudian diperjelas dengan penempelan poster agar lebih jelas, setelah itu juga dilakukan penyuluhan  kepada para perawat agar supaya pemilihan sampah atau penempatan sampah infeksius berjalan dengan benar seperti yang telah tertuang dalam SOP penanganan sampah infeksius.
Intervensi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pemakaian alat pelindung diri pada para karyawan dan juga untuk mengoptimalkan penggunaan plastik kuning yang dikhususkan untuk sampah infeksius kemudian terciptanya optimalisasi pada penggunaan insenerator.
Pemilihan intervensi tentang pentingnya pemilihan sampah infeksius dan non infekisus agar tidak ada sampah non infeksius yang ikut tercampur masuk kedalam plastik kuning.


Plan Of Action dari kegiatan penempelan stiker dan poster penjelas tampak seperti gambar dibawah ini.

KEGIATAN
TUJUAN
KEGIATAN
SASARAN
PELAKSANA
WAKTU
BIAYA
INDIKATOR KEBERHASILAN
Penempelan stiker dan poster
Meningkatkan kesadaran pemilihan sampah infeksius
Petugas pemilihan sampah (perawat)
Ahmad naqi
10.00 wib
Rp. 25.000
Pengecekan, tidak ditemukanya sampah non infeksius di plastic kuning














Berikut adalah rincian tentang kegiatan intervensi di rumah sakit DR. H .

Menyiapkan bahan yang digunakan untuk intervensi penempelan stiker dan poster penjelas sampah infeksius dan non infeksius
KEGIATAN
TUJUAN
KEGIATAN
SASARAN
PELAKSANA
WAKTU
BIAYA
Hasil monitoring dan evaluasi
Penempelan stiker dan poster
Meningkatkan kesadaran pemilihan sampah infeksius
Petugas pemilihan sampah (perawat)
Ahmad naqi
10.00 wib
Rp. 25.000
Pengecekan, tidak ditemukanya sampah non infeksius di plastic kuning

Dari kegiatan intervensi ini  tidak ada kendala masalah apapun yang dihadapi.



1.    Mengamati kinerja IPAL bersama pembimbing lapangan
2.    Mengunjungi ruang rekam medis untuk mengetahui struktur jabatan di RS, dan menanyakan tentang 10 besar penyakit yang ada di RSUD
3.    Melakukan pengamatan di ruang gizi mengenai segi higienitas dan dari segi ergonominya
1.    Pemakaian alat pelindung diri, pemakaian APD masih sangat kurang karena kuranng tersedianya APD dan kesadaran dari karyawan.
Solusi: Pengadaan APD harus terjadwal rapi atau berkala, kalau perlu ada stok untuk APD yang belum terpakai, member reward dan punishment pada karyawan yang memakai dan tidak memakai APD.
2.    Pemilihan sampah infeksius dan non infeksius yang masih sering tercampur
Solusi : melakukan penyuluhan secara serentak terhadap perawat yang bertugas sebagai pengambil sampah medis, member reward dan punishment, membuat poster tentang plastic kuning yang hanya diperuntukan buat sampah non medis
3.    Pengangkutan sampah dan linen yang tidak sesuai prosedur, pengangkutan sampah masih menggunakan troli terbuka atau hanya dengan menggunakan tangan, pengangkutan linen dengan box yang terbuka
Solusi : segera melakukan pengadaan troli yang dikhususkan untuk pengangkutan sampah dan desain troli tersebut tertutup, tidak terbuka seperti yang sudah ada,pada pengangkutan linen harus diberi pemberitahuan dan petunjuk yang ditempel pada box tersebut.
4.    Apar yang kadaluarsa tanpa ada pengisian ulang dan tidak terpakai.
solusi: harus dilakukanya isi ulang apar sesuai tanggal kadaluarsa apar, apar  - apar yang hampir mendekati masa kadaluarsa harusnya dipakai atau dimanfaatkan untuk pelatihan pemadaman kebakaran secara rutin, agar apar – apar tersebut lebih berguna.
5.    Cairan pembersih tangan bagi pembesuk maupun bagi tenaga medis sangat berkurang, desainya kurang higienis.
Solusi : dilakukanya pengecekan dan isi ulang rutin cairan pembersih, desainya seharunya jangan sampai menyentuh tangan waktu akan menggunakanya yaitu dengan cara dipencet dengan kaki atau setidaknya dengan one push saja agar meminimalkan kontaminan.
6.    Selang hydrant yang tidak tersedia, alat pendeteksi dan pemadam api otomatis juga tidak tersedia.
Solusi: segera melakukan pengadaan dan pemasangan khususnya pada bangunan yang sedang dibuat.
7.    Selokan yang selalu mampet dan terdapat genangan air, kolam yang berisi air namun tidak ada ikannya.
Solusi; segera dilakukan pembetulan konstruksi selokan atau pekerja harus rutin membersihkan selokan agar tidak terdapat jentik nyamuk disitu dan juga akan mengundang penyakit lain, kolam harus segera dbersihkan dan di cek selalu, jika tidak ada kanya maka segera diisi dengan ikan.
     Semua hal diatas dapat berperan besar terhadap kemajuan rumah sakit dan juga berguna sebagai optimalisasi akreditasi rumah sakit.



3.    Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia: tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. No : 1204/Menkes/SK/X/2004
4.    Departemen Kesehatan RI, Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, Dit. Gizi Masyarakat; 2003.

  
> time table rencana kegiatan.
No
Tgl
Rencana kegiatan
Tempat
Personel yang terlibat
1
1 - 9
Identifikasi masalah
Rs
3 orang
2
11 - 16
Prioritas masalah dan menentukan intervensi
Rs
3 orang
3
18 - 23
Intervensi
Rs
3 orang
4
25 - 30
Laporan magang
Rs
3 orang